Memberikan dana dengan kesungguhan hati atau keyakinan dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak, maka akan berbuah kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah serta ia akan elok dipandang, tampan atau cantik, bagaikan keindahan bunga teratai yang mengagumkan.
(Nidhikanda Sutta)

Bhikkhu Sangha & DEV akan melakukan perjalanan Pembinaan dan Visudhi umat Buddha di pelosok Meranti.
Perjalanan ke pedalaman melalui darat dan laut:
????naik kapal feri 4 jam
mobil 4 jam
????kapal kayu 2 jam
????Lokasi hanya bisa diakses motor 3 jam, namun jika musim hujan tiba maka motor tdk bisa lewat dan harus jalan kaki.
Detail dana:
????Tiket Pesawat Bhikkhu Sangha
???? Transportasi selama di Meranti
???? Amisa Puja Upacara Wisudhi 500 umat
???? Konsumsi 500 Umat Peserta Wisudhi
???? Snack 232 anak sekolah minggu
???? Sangha Dana
Umat Buddha di Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan umat dengan jumlah terbanyak no 2. Meskipun memeluk Agama Buddha, namun umat Buddha di Meranti belum lama mengenal ajaran Buddha karena keterbatasan akses ke desa desa, sehingga pembinaan sulit dilakukan secara berkala. Kini perlahan namun pasti pembinaan dipulau Meranti mulai sering digalakan dan Team DEV ingin ikut ambil bagian dalam memberikan rasa peduli kepada saudara sedharma kita.
Perjalanan ini akan memakan waktu 6 hari karena Team DEV ingin memaksimalkan pembinaan dengan menyasar sebanyak mungkin umat, meskipun belum bisa menjangkau seluruh pelosok Meranti. Fokus pembinan kali ini Adalah ke desa Batin Suir, Nerlang dan Sungai baru. Perjalanan yang akan ditempuh nantinya untuk menjangkau desa-desa tersebut tidaklah mudah, perjalanan darat dan air akan dilewati demi berjumpa dengan wajah Buddhis Kepulauan Meranti.
? Profil Umat Buddha Meranti ?
Umat Buddha Meranti: Menapaki Perkembangan Dharma hingga ke Batin Suir
Di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, umat Buddha merupakan komunitas terbesar kedua setelah umat Muslim. Mereka tersebar mulai dari perkotaan hingga pelosok daerah terpencil, termasuk banyak suku asli yang memeluk agama Buddha. Di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), pembinaan terhadap umat baru dimulai sejak 2015, ketika para penggiat Dharma turun langsung memperkenalkan ajaran Buddha.
Banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari minimnya pemahaman ajaran hingga persoalan administrasi seperti pernikahan yang hanya dilakukan secara adat tanpa pengesahan agama maupun negara. Menyikapi hal itu, pada 2017 Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Kabupaten Kepulauan Meranti bekerja sama dengan berbagai pihak melaksanakan pemberkatan perkawinan massal. Program ini kemudian berkembang mencakup pelayanan pendidikan, pembangunan vihara, dan penyelenggaraan Sekolah Minggu Buddha. Hingga kini, sudah ada lima desa yang mulai memiliki sarana pendidikan dan rumah ibadah, meskipun sebagian umat masih harus memanfaatkan balai sosial untuk kegiatan pembinaan.
Salah satu wilayah binaan terbaru adalah Desa Batin Suir, yang dihuni sekitar 50 kepala keluarga umat Buddha dengan 40 siswa Sekolah Minggu Buddha. Pada 19 Maret 2025, desa ini mencatat sejarah dengan pemberkatan perkawinan massal bagi delapan pasang pengantin. Prosesi berlangsung di Balai Desa karena desa ini belum memiliki vihara atau cetiya. Selain menerima pemberkatan, pasangan yang menikah juga mendapatkan dokumen resmi berupa surat keterangan, akta perkawinan, kartu keluarga, dan KTP. Tim Loving Heart Singapore turut berbagi sembako untuk umat Buddha setempat.
Momentum ini menjadi langkah penting bagi perkembangan kehidupan keagamaan umat Buddha di Batin Suir. Harapannya, ke depan akan terwujud sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang pembinaan Dharma bagi generasi penerus di Kepulauan Meranti.